AEROSOL
A. Pengertian
Aerosol adalah bentuk sediaan yang
mengandung satu atau lebih zat aktif dalam wadah kemas tekan, berisi propelan
yang dapat memancarkan isinya, berupa kabut hingga habis, dapat di gunakan
untuk obat dalam atau obat luar dengan menggunakan propelan yang cocok.
Aerosol di dunia farmasi adalah
bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung satu atau lebih bahan aktif yang
bila diaktifkan memancarkan butiran-butiran cairan atau bahan-bahan padat dalam
media gas.
Menurut FI IV, aerosol farmasetik
adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik
yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Aerosol didefinisikan sebagai sistem
koloid yang mengandung partikel-pertikel padat atau cairan yang sangat halus
yang terbagi-bagi didalam dan dikelilingi oleh gas.
Ukuran partikel bahan aktif berkisar
antara 10 sampai 50 mm, untuk meminimalisir penghantaran
dan penyimpanannya dalam cairan pernafasan.
Bentuk sediaan ini pada umumnya
sering ditemukan untuk pengobatan saluran pernafasan misalnya untuk penanganan
simpatomatis pada penyakit asma, aerosol topical untuk pengobatan acne (jerawat), dan kosmetik seperti styling foam untuk penataan rambut.
B. Keuntungan Pemakaian Aerosol
1. Pilihan alternative bila terjadi
penghambatan farmakokinetik pada pemberian oral atau parenteral.
2. Efektif untuk penanganan gangguan
sistem pernafasan
3. Mudah digunakan dan sedikit kontak
dengan tangan
4. Bahaya kontaminasi tidak ada karena
wadah kedap udara
5. Iritasi yang disebabkan oleh
pemakaian topical berkurang
6. Takaran yang dikehendaki dapat
diatur
7. Bentuk semprotan dapat diatur
C. Penggunaan Aerosol
Aerosol dapat digunakan pada bagian
sebagai berikut:
1. Topikal pada kulit
Meliputi preparat yang digunakan
sebagai antiseptic, anti mikotik, anti pruriginosis, anti alergi, luka bakar dan iritasi lokal.
2.
Lokal hidung (Aerosol Intranasal)
3 tipe bentuk sediaan untuk saluran
pernafasan, yaitu: Metered Dose Inhaler (MDI), dry-powder inhaler dan
nebulizer.
3. Lokal mulut (Aerosol Lingual)
4.
Lokal Paru-paru ( Aerosol Inhalasi)
Aerosol inhalasi memiliki kerja
lokal pada selaput mukosa saluran pernafasan. Ukuran partikel inhalasi lebih
kecil dari 10 ”m.
D. Jenis/ Sistem Aerosol
1. Sistem dua fase
Sistem aerosol yang paling
sederhana, terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan
pekat produk, serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk formulasi aerosol
penggunaan inhalasi atau penggunaan intranasal. Aerosol sistem dua fase ini
beroperasi pada tekanan 30-40 p.s.i.g(pounds per square in gauge) pada suhu 21° C Yang termasuk sistem ini adalah:
a.
Aerosol pelapis permukaan (Surface
coating spray)
Merupakan produk konsentrat yang
terdiri dari 20% hingga 75% bahan aktif dan 25% hingga 80% propelan. Contoh :
cat, hair spray.
b.
Aerosol ruang (Space sprays)
Terdiri dari 2% hingga 20% bahan
aktif dan 80% hingga 98% propelan. Contoh : Insektisida, deodorant
2. sistem tiga fase
sistem yang terdiri dari lapisan
air-cairan propelan yang tidak bercampur, lapisan pekat produk yang sangat
berair, serta gas.
a. sistem dua lapisan
Pada
sistem ini propelan cair. Propelan gas dan larutan bahan aktif akan membentuk
tiga fase. Propelan cair dan air tidak bercampur, propelan cair akan terpisah
sebagai lapisan yang tak bercampur.
b.
sistem foam /busa
Terdiri
dari sistem tiga fase dimana propelan cair tidak lebih dari 10% bobotnya, yang
diemulsifikasikan dengan propelan. Jika katup di tekan, emulsi akan dikeluarkan
melalui nozel dan dengan adanya udara hangat dan tekanan atmosfer, propelan
yang terperangkap berubah menjadi bentuk gas yang menguap dan mengubah emulsi menjadi
foam/busa.
Aerosol
sistem tiga fase ini beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g (pounds per square in guage) pada suhu 21° C
E. Kelengkapan / komponen Aerosol
Komponen dasar aerosol terdiri dari wadah, propelan
(pendorong), Konsentrat (zat aktif), Katup, Penyemprot.
1. Wadah
Wadah
aerosol dapat digunakan bahan-bahan berikut ini :
· Kaleng timah berlapis baja
Merupakan wadah yang cukup murah, cukup melindungi isi
kemasan,
digunakan sebagai wadah aerosol produksi skala besar.
Umumnya cat rambut dikemas dengan menggunakan
wadah ini.
· Aluminium
Kemasan dengan kekuatan tambahan, ukuran bervariasi antara
10 mLhingga 45 floz.
· Kaca
Untuk bahan-bahan obat dan farmasi, tidak adanya
inkompabilitas, dan juga
untuk nilai estetik.
· Plastik
Wadah dapat berupa plastic jernih atau berwarna dengan
penambahan pewarna, bahan ini meminimalkan
terjadinya kerusakan (pecah), absorbsi shock selama pengkerutan, dan melindungi bahan-bahan obat
dari sinar UV.
2. Propelan ( Pendorong)
Propelan adalah bagian bahan dari aerosol yang berfungsi
mendorong sediaan keluar dari wadah lewat saluran, katup sampai habis. Selain
itu juga dapat berfungsi sebagai solvent atau cosolvent.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai propelan dapat
diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Gas yang dicairkan :
· Hidrokarbon klorinasi fluorinasi
(halocarbon)
· Hidrofluorokarbon
· Hidroklorokarbon
· Hidrokarbon
· Ester Hidrokarbon
b. Gas yang dikompres/ dimampatkan.
· Nitrosa
3. Konsentrat
( Zat Aktif)
Konsentrat zat aktif menggunakan pelarut pembantu untuk
memperbaiki kelarutan zat aktif/zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan,
misalnya etanol, propilenglikol, PEG.
4. Katup
/ Valve
Merupakan
bagian yang mendasar dari kemasan aerosol atau kemasan bertekanan dimana
mekanisme katup / valve ini dalam mengeluarkan isi kemasan adalah dengan
memancarkannya keluar.
5. Penyemprot/
Aktuator
Biasanya terdiri dari bagian sebagai
berikut:
a. Aktuator mempercepat keluarnya isi
dari wadah bertekanan. Aktuator adalah konsep yang ditekankan oleh pemakai
untuk mengaktifkan katup terpasang untuk pemancaran produk. Aktuator
memungkinkan pembukaan dan penutupan katup dengan mudah. Ini terjadi lewat lubang
pada aktuator dimana produk dilepaskan. Modal ruang dalam dan ukuran lubang
pemancar di aktuator berperan pada bentuk fisik produk yang dilepas (kabut,
semprotan halus, aliran zat padat, atau busa). Campuran jenis dan jumlah
propelan yang digunakan,
model aktuator dan ukuran mengontrol besarnya partikel
produk yang dipancarkan. Lebih besar lubang (dan lebih sedikit propelan) yang
digunakan untuk memancarkan produk dalam bentuk busa atau aliran padat
dibandingkan untuk memancarkan produk dalam bentuk semprotan atau kabut.
b. Tangkai:
Tangkai membantu aktuator dan pengeluaran produk dalam bentuk yang tepat ke
ruangan aktuator.
c. Pengikat:
Pengikat ditempatkan dengan tepat (pas) terhadap tangkai, untuk mencegah
kebocoran formula bila katup pada posisi tertutup.
d. Pegas; Pegas memegang pengikat pada tempatnya dan juga merupakan
mekanisme yang menarik kembali aktuator ketika tekanan dilepaskan, kemudian
mengembalikan katup ke posisi semula.
e. Lengkungan bantalan; Lengkungan bantalan terikat pada tabung
aerosol atau wadah, berperan dalam pemegangan katup ditempatkannya. Karena
bagian bawah lengkung bantalan ini terkena formula, maka ia harus mendapat
perhitungan atau pertimbangan yang sama dengan bagian dalam wadah, agar
kriteria ketercampuran dipenuhi. Bila diperlukan, harus dilapisi dengan bahan
yagn inert (seperti resin epoksi atau vinil) untuk mencegah interaksi yang
tidak dikehendaki.
f. Badan; Badan terletak langsung di bawah lengkung bantalan
berperan dalam menghubungkan pipa tercelup dengan tangkai dan aktuator. Bersama
dengan tangkai, lubangnya membantu menentukan kecepatan penglepasan bentuk
produk yang dikeluarkan.
g. Pipa tercelup; Pipa tercelup, memanjang dari
badan menurun masuk ke dalam produk, berperan untuk membawa formula dari wadah
ke katup. Kekentalan produk dan kecepatan penglepasan yang dituju ditentukan
oleh besarnya pelebaran dimensi (ukuran) dalam pipa tercelup dan badan untuk
produk tertentu.
Aktuator, tangkai, badan, dan pipa
tercelup umumnya dibuat dari plastik, lengkung bantalan dan pegas dari logam,
pengikat dari karet atau plastik yang sebelumnya telah diteliti ketahannya
terhadap formula.
Katup pengukur digunakan bila
formula adalah obat yang kuat, seperti pada terapi inhalasi. Di sini dipakai
sistem katup pengukur, jumlah bahan yang dilepaskan diatur oleh ruang katup
pembantu berdasarkan pada kapasitasnya atau ukurannya. Tekanan tunggal pada
aktuator menyebabkan pengosongan ruangan ini dan penglepasan ini. Keutuhan
ruang dikontrol oleh mekanisme dua katup. Bila katup aktuator pada posisi
tertutup, penutup antara ruang dan udara luar diaktifkan. Akan tetapi, pada
posisi ini ruangan dimungkinkan untuk diisi dengan isi dari wadah karena
penutup antara ruang dengan wadah terbuka.
Penekanan aktuator menyebabkan
pembalikan secara serentak kedudukan penutup, ruang menjadi terbuka ke arah
udara luar, melepaskan isinya dan pada waktu yang sama ruang tertutup terhadap
isi wadah. Pada penglepasan aktuator, sistem dikembalikan untuk mendapatkan dosis
berikutnya. USP memuat pemeriksaan penentuan jumlah yang dilepas katup pengukur
secara kuantitatif.
Produk aerosol hampir seluruhnya
mempunyai tutup pengaman atau penutup yang pas tepat di atas katup dan lengkung
bantalan. Pemberian tutup ini untuk menjaga katup dari pengotoran debu dan
kotoran. Tutup umumnya dibuat dari plastik atau logam dan juga memberi fungsi
dekoratif.
6.
Pembuatan Aerosol
Pembuatan Aerosol dilakukan dengan proses pendinginan (cara
dingin) dan pengisian tekanan.
· Proses pengisian dengan pendinginan
:
Konsentrat (umumnya didinginkan sampai
suhu dibawah 0° C) dan propelan dingin yang telah diukur, dimasukan kedalam
wadah terbuka (biasanya wadah telah didinginkan). Katup penyemprot kemudian di
pasang pada wadah hingga membentuk tutup kedap tekanan.
· Proses pengisian dengan tekanan
Udara dihilangkan dari wadah dengan penghampaan atau
pemberian sedikit propelan. Diisikan konsentrat dalam wadah katup ditutup kedap
propelan ditekan melalui lubang katup propelan melalui tutup, katup ditutup.
F. Formulasi Aerosol
Formulasi aerosol terdiri dari dua komponen yang esensial,
yaitu :
1. Cairan
pekat produk
Zat
aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan (antioksidan,
emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan efektifitas produk.
2.
Pendorong (Propelan)
Gas
cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai
pelarut atau pembawa cairan pekat produk.
G. Cara
kerja aerosol
Aerosol
bekerja dengan dasar sebagai berikut :
1. jika
suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka sebagian dari
gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi akan tetap cair. Dalam keadaan
keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun,.
2. komponen
zat aktif dari obat dilarutkan / didispersikan dalam fase cair dari gas
tersebut.
3. fase
uap gas memberikan tekanan pada dinding dan permukaan fase cair.
4. jika
pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup dan hanya
ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair
akan naik melalui tabung ke lubang katup.
5. jika
tombol pembuka (akuator) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar
selama akuator ditekan.
6. fase
gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap.
7. fase
cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan
menguap diudara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan (spray).
H. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sediaan aerosol :
1. Derajat semprotan
Derajat semprotan adalah angka yang menunjukan jumlah bobot
isi aerosol yang disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu, dinyatakan
dalam tiap detik.
Caranya :
· Pilih tidak kurang dari 4 wadah
· Tekan akuator masing-masing wadah
selama 2 sampai 3 detik
· Timbang seksama wadah masing-masing
wadah, celupkan kedalam penangas air pada suhu 25° C sampai tekanan tetap
· Keluarkan wadah dari penangas air
dan keringkan.
· Tekan akuator masing-masing wadah
selama 5,0 detik, lalu timbang masing-masing wadah.
· Masukan kembali kedalam penangas air
bersuhu tetap dan ulangi percobaan hingga 3x untuk masing-masing wadah.
· Hitung derajat semprotan rata-rata
masing-masing wadah dalam gram per detik.
2. Pengujian Kebocoran
Caranya :
· Pilih 12 wadah, catat tanggal dan
waktu (pembulatan sampai ½ jam).
· Timbang wadah satu persatu
(pembulatan sampai mg), catat bobot sebagai W1.
· Biarkan wadah dalam posisi tegak
selama tidak kurang dari 3 haripada suhu kamar.
· Timbang kembali wadah satu persatu,
catat bobot sebagai W2.
· Hitung waktu percobaan dan catat
waktu sebagai T (dalam Jam).
· Hitung derajat kebocoran (DKb)
masing-masing wadah dalam tiap tahun dengan rumus :
· Sediaan memenuhi syarat jika DKb
rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5 % dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5%
pertahun.
· Jika 1 wadah bocor lebih dari 5%
pertahun, tetapkan DKb dengan menggunakan 24 wadah lainnya.
· Sediaan memenuhi syarat jika dari 36
wadah, tidak lebih dari 2 wadah yang bocor lebih dari 5% pertahun dan tidak
satupun wadah lebih dari 7% pertahun, dari bobot yang tertera pada etiket.
3. Pengujian Tekanan
Caranya :
· Pilih tidak kurang dari 4 wadah.
· Lepaskan tutup, celupkan dalam
penangas air pada suhu tetap 25° C sampai tekanan tetap.
· Keluarkan wadah dari penangas, kocok
baik-baik.
· Lepaskan actuator dan keringkan.
· Ukur tekanan dengan memasang alat
pegukur tekanan pada tangkai katup.
· Baca tekanan dalam wadah pada alat
pengukur tekanan
I. Penandaan Menurut FI edisi IV
Tanda peringatan :
Sesuai dengan aturan, produk aerosol harus mencantumkan
label sesuai dengan anjuran pengamanan.
Perhatian-
Isi bertekanan. Jangan menusuk wadah. Jangan terpapar panas atau simpan pada
suhu dibawah 49ÂșC. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jika
aerosol menggunakan propelan halokarbon atau hidrokarbon, maka sesuai aturan
FDA, harus dicantumkan :
Perhatian- Jangan dihirup langsung : menghirup isi dengan
sengaja dapat menyebabkan kematian.
Atau,
Perhatian-Gunakan sesuai petunjuk : penggunaan atau
menghirup dengan sengaja isi kemasan dapat berakibat fatal.
Signatura Pada Sediaan Aerosol
Conton signaturanya :
Misalnya pada Alupent Aerosol :
· S.nebulizer, 1-2 kali ( semprotkan
ke dalam mulut sehari 1-2 kali)
· S. semprotkan jika pernafasan
terganggu
· S. semprotkan jika perlu.
INHALASI (INHALATIONS)
·
Inhalasi
adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih
bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk
memperoleh efek lokal atau sistemik.
·
Serbuk
dapat juga diberikan secara inhalasi, menggunakan alat mekanik secara manual
untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi penderita yang
bersangkutan.
·
Inhalan
terdiri atas satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena bertekanan uap
tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam saluran hidung dan memberikan
efek
·
Wadah
obat yang diberikan secara inhalasi disebut inhaler